×

Klungkung Gandeng Koperasi Beli Beras Petani

Senin, 15 Agustus 2016 pukul 15.52 (7 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Bisnis.com, DENPASAR--Kabupaten Klungkung mulai tahun ini akan melibatkan koperasi unit desa untuk membeli beras petani beras lokal dan mewajibkan toko ritel serta pegawai negeri membeli produk tersebut untuk menekan inflasi.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menekankan kebijakan itu dibuat sebagai upaya menata pengelolaan komoditas beras lokal dari hulu sampai hilir.‎

"‎Sudah ada satu KUD yang bersedia dan kami ikat dengan nota kesepahaman, intinya kalau bisa ditekan dari hulu sampai hilir harga dapat dipantau," jelasnya kepada Bisnis, di Semarapura, Sabtu (6/8/2016).

Dia menuturkan strategi menggandeng koperasi dilakukan karena tidak ada lembaga ekonomi jenis ini dapat diatur pemerintah. Suwirta mengungkapkan Koperasi Unit Desa (KUD), nantinya akan membeli gabah petani dengan harga lebih mahal dibandingkan harga pasar.

Kemudian, KUD akan mengolah gabah menjadi beras dan menjualnya dengan harga di bawah harga jual penjual lainnya. ‎ Adapun distribusi beras lokal yang diserap akan disalurkan kepada toko ritel serta PNS di lingkungan Pemkab Klungkung. Menurutnya, sejumlah toko ritel sudah bersedia menampung beras produksi lokal.

"Intinya nanti, KUD hanya ambil untung sedikit. Konsepnya koperasi tidak perlu untung banyak toh anggotanya yang akan menikmati keuntungan 45% dari total SHU," jelasnya.

Suwirta mengungkapkan cara ini diyakini akan ampuh menahan laju inflasi di Kabupaten Klungkung. Selama ini, kenaikan harga bahan pokok di daerah ini‎ dipicu karena masalah sederhana, yakni kenaikan harga kebutuhan pokok tidak dapat ditekan dari hulu hingga hilir, karena tidak adanya lembaga ekonomi yang dapat dikontrol.

Akibatnya gabah produksi petani banyak dibeli pihak dari luar daerah, tetapi dijual ke Klungkung dengan harga lebih mahal menggunakan kemasan lebih baik. Hasil pemantauan ke sejumlah pasar, beras yang dijual ‎di pasar-pasar setempat diklaim dari Tabanan, Banyuwangi dan Jembrana.

"‎Padahal yang terjadi, gabah disini dibawa keluar, masuk dalam bentuk beras. Paling fatal beras lari kesana dipoles jadi beras cantik datang dengan harga tinggi," tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris TPID Bali I Ketut Wija menuturkan tahun ini pola menekan inflasi masih tetap dilakukan dengan pola sama seperti tahun-tahun sebelumnya. TPID akan memanfaatkan pemantauan harga melalui situs Sigapura dan segera mengambil tindakan ketika ada potensi kenaikan.

Sumber : Bisnis.com