Singaraja (Bisnis Bali)
Memasuki Hari Raya Pagerwesi, aktivitas di salah satu pasar modern di Buleleng sepi dan beberapa pedagang memilih tutup.
Perayaan Pagarwesi di Buleleng memiliki perbedaan dengan beberapa daerah yang ada di Bali. Di Bulelelng sebagian warga umat Hindu memilih menghentikan aktivitasnya, sementara untuk melakukan persembahyangan layaknya hari raya besar seperti Galungan dan Kuningan khususnya para pedagang.
Berdasarkan pantauan Bisnis Bali di Pasar Anyar Singaraja, Rabu (29/6), lapak pedagang sayuran dan kebutuhan pokok seperti pedagang buah tertutup terpal dan beberapa took tutup.
Sepinya aktivitas pasar tentu dikarenakan hari raya dimana sebagian pedagang memilih tidak melakukan aktivitas dagang selain Karena hari raya, pembeli pembeli dirasakan menurun bahkan sepi. Meski begitu beberapa pedagang sayur, daging dan kebutuhan pokok masih tampak berjualan namun pembeli relative sepi.
Salah seorang pedagang sayur, Luh Bagiasih mengatakan, saat hari raya dirasakan sepi pembeli, sehingga beberapa pedagang sayuran yang tahan hingga beberapa hari seperti kacang panjang, nangka dan kelapa untuk menu masakan yang sampai hari raya masih “diserbu” konsumen.
“Hari raya pedagang kebanyakan tutup karena sebagian pedagang beragama Hindu, terkadang ada yang buka siang seperti saya biasanya di hari biasa kami buka jam lima pagi, di hari raya juga sepi pembeli,”katanya.
Sementara harga beberapa kebutuhan hari raya seperti buah, bunga dan kebutuhan persembahyangan lainnya saat hari raya tidak mengalami peningkatan yang signifikan, karena stok kebutuhan di pasar masih tetap stabil dan tersedia sehingga tidak terjadi kelangkaan berbagai kebutuhan pokok yang berpengaruh pada lonjakan harga.
Smuber : Bisnis Bali