(Bali – Jumat/ Sukra Umanis, Warigadean, 16 Desember 2022) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali menggelar High Level Meeting (HLM) yang berlangsung di Gedung Gajah Jayasabha. Rapat dipimpin oleh Gubernur Bali dan dihadiri oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Bupati/Wali Kota Kabupaten/Kota se-Bali, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, dan Kepala Bulog Devisi Regional Bali. Kondisi perkembangan inflasi Provinsi Bali bulan November 2022 sebesar 0,28% (mtm) atau 6,62% (yoy). Komoditas penyumbang inflasi terbesar yakni pada volatile foods (bawang merah, sawi hijau dan tomat) dan core inflation, sedangkan penurunan harga kelompok Administered Price menjadi penahan laju inflasi.

Saat ini kenaikan harga canang sari dan bawang merah teredam oleh penurunan harga cabai rawit, cabai merah, dan tarif angkutan udara. Dalam perkembangannya menjelang Natal dan Tahun baru beberapa hal yang perlu diwaspadai memicu kenaikan inflasi yaitu komoditas telur ayam ras, beras, cabai dan minyak goreng akibat berakhirnya musim panen, kenaikan harga pupuk bersubsidi dan kenaikan BBM non subsidi per 1 Desember 2022, peningkatan wisatawan yang menyebabkan kenaikan permintaan bahan pangan dan kenaikan tarif angkutan udara. Sedangkan saat ini penyumbang inflasi terbesar berasal dari kenaikan harga canang sari menjelang hari raya Galungan/Kuningan akibat tingginya curah hujan. TPID Provinsi Bali akan terus melakukan pemantauan secara intens dalam rangka pengendalian inflasi Bali.