Denpasar (Antara Bali) - Inflasi Kota Denpasar, Bali, sebesar 0,12 persen selama bulan Juli 2017, jauh di bawah angka inflasi tingkat nasional pada bulan yang sama tercatat 0,22 persen.
"Inflasi Kota Denpasar itu dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 125,72 dan tingkat inflasi tahun kelender 2,13 persen, serta tingkat inflasi tahun ke tahun (Y-o-Y) sebesar 3,65 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, komoditas yang memberikan sumbangan inflasi tersebut antara lain semangka, pepaya, salak, kakap merah, barang merah, kopi bubuk, rokok putih, air kemasan dan tarif angkutan udara.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga meliputi bawang putih, daging, ayam ras, jeruk, buncis, nangka muda, ikan tongkol pindang dan sprey.
Adi Nugroho menambahkan, inflasi di ibu kota Provinsi Bali itu terjadi karena adanya kenaikan harga beberapa barang yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 0,36 persen.
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 0,36 persen, kelompok bahan makanan 0,18 persen, kelompok sandang 0,11 persen serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,04 persen.
Adi Nugroho menjelaskan, kelompok yang tercatat mengalami penurunan indeks yakni kelompok kesehatan deflasi 0,09 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,07 persen.
Dari inflasi bulan Juli tersebut sebesar 0,12 persen, komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,09 persen, dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen, komponen harga diatur pemerintah inflasi sebesar 0,20 persen dengan andil inflasi 0,04 persen.
Sedangkan komponen bergejolak mengalami inflasi sebesar 0,14 persen dengan andil inflasi 0,02 persen.
Adi Nugroho mengatakan, dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei tercatat 59 kota mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau sebesar 2,44 persen dan inflasi terendah di Meulaboh sebesar 0,01 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Meraule sebesar 1,50 persen dan terendah di Metro dan Probolinggo masing-masing sebesar 0,07 persen.
Jika diurut dari inflasi tertinggi, maka Kota Denpasar menempati urutan ke-48 dari 59 Kota yang mengalami inflasi, ujar Adi Nugroho.
Sumber : Antara Bali