Denpasar (Antaranews Bali) - Inflasi Kota Denpasar, Bali, sebesar 1,07 persen selama bulan Desember 2017, dengan indeks harga konsumen 127,17, tercatat lebih tinggi dari angka inflasi tingkat nasional pada bulan yang sama yang tercatat 0,71 persen.
"Tingkat inflasi tahun kalender di Kota Denpasar sebesar 3,31 persen sama dengan tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) juga sebesar 3,31 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, inflasi tersebut dipicu oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 3,38 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 2,21 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,33 persen.
Demikian pula kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02 persen serta kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen.
Adi Nugroho menambahkan, komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi tersebut antara lain beras, nasi dengan lauk pauk, daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit, pisang, dan pengeluaran untuk pembantu rumah tangga.
Komoditas yang mengalami penurunan harga atau menahan laju inflasi antara lain kacamata, air kemasan, minuman ringan, apel dan tarif pulsa ponsel.
Adi Nugroho menjelaskan, dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei seluruhnya mengalami inflasi, tertinggi terjadi di Jayapura (Papua) sebesar 2,28 persen dan terendah di Sorong (Papua barat) sebesar 0,18 persen.
Jika diurut dari inflasi tertinggi, maka Kota Denpasar menempati urutan ke-18 dari 82 kota yang mengalami inflasi. Singaraja urutan 14. Didampingi Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS I Gede Nyoman Subadri, Adi Nugroho menambahkan Kota Singaraja, Bali utara pada bulan Desember 2017 mengalami inflasi sebesar 1,12 persen dengan indeks harga konsumen 139,66.
Dengan demikian tingkat inflasi tahun kalender sebesar 3,38 persen, sama dengan tingkat inflasi tahun ke tahun (YOY) sebesar 3,38 persen.
Inflasi tersebut akibat naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 3,93 persen, kelompok sandang sebesar 0,40 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,26 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,14 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,04 persen.
Sementara itu, komoditas yang tercatat memberikan andil terhadap inflasi tersebut antara lain cabai rawit, daging ayam ras, bawang merah, tongkol, telur ayam ras, tomat sayur, ketimun, cabai merah, beras dan kacang panjang.
Dengan demikian Kota Singaraja menempati urutan ke-14 setelah Ternate (Maluku utara) dan Meulaboh (Aceh) dari 82 kota di Indonesia yang mengaami inflasi, ujar Adi Nugroho.
Sumber : Antara Bali