DENPASAR - Dalam rangkaian Hari Jadi Provinsi Bali ke-66 dan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79, serta untuk mengkampanyekan Program Bali Net Zero Emission (NZE) 2045, Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali berkolaborasi dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) melalui SINAR (Sustainable Energy for Indonesia's Advancing Resilience) menyelenggarakan kegiatan “Talkshow – Mini Expo – Touring” dengan tema “Bali Siap Transisi Energi: Peluang Green Jobs untuk Anak Muda” yang berlangsung di halaman depan Kantor Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali pada tanggal 28 – 30 Agustus 2024.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Setiawan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Bali telah mengeluarkan kebijakan terkait energi, di antaranya Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2020 tentang Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Bali Tahun 2020-2050, Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih, serta Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
"Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Pemprov Bali melalui dukungan USAID Indonesia yang tidak henti-hentinya melaksanakan edukasi dan kampanye terkait energi bersih. Selain itu Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali telah bekerjasama dengan USAID dalam hal memperluas layanan informasi energi yang andal dan adil untuk memajukan pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi inklusif melalui program SINAR (Sustainable Energy for Indonesia's Advancing Resilience). Sekarang sektornya kepada generasi muda, karena merekalah yang akan menjadi aktor-aktor di masa depan. Sehingga acara ini sangat penting sebagai bagian dari fasilitasi pemerintah dan USAID Indonesia kepada generasi muda," ungkap Setiawan usai membuka acara pada Rabu (28/8) pagi.
Setiawan mengatakan bahwa energi terbarukan saat ini belum bisa menjadi tulang punggung atau backbone, sehingga transisinya ke energi bersih dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan gas atau dialihkan ke listrik.
"Di hulu, kita menggunakan pembangkit yang bersumber dari energi bersih. Di hilir, kita mencoba mentransformasi transportasi menuju yang ramah lingkungan. Kepeloporan pemerintah sangat diperlukan agar apa yang dicanangkan dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian, kita dapat menghimbau masyarakat," terangnya.
Setiawan menambahkan bahwa transisi energi tidak bisa hanya dilakukan pada satu sektor dalam menggerakkan ekosistem. Tentu harus ada komitmen dan sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah.
"Harus ada sinergi yang nyata dan disiapkan roadmap yang jelas agar tahapan-tahapan tersebut dapat dilaksanakan, sehingga Bali Zero Net Emission 2045 bisa tercapai," tutupnya.
Selain pameran, acara ini juga diisi dengan Talkshow, Safety Riding and Culture Education, serta Edukasi Pengenalan Sejarah dan Budaya di Museum Bali.