DENPASAR - Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mengikuti kegiatan penanaman 1.000 bibit mangrove yang dipusatkan di Mangrove Arboretum Park Kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan, Kamis (25/4/2024). Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan penanaman 25.000 mangrove yang dilaksanakan serentak di 23 provinsi.
Membaur dengan peserta lain yang terlibat dalam kegiatan itu, Sekda Dewa Indra menanam mangrove jenis Rhizophora Stylosa. Kesempatan itu dimanfaatkan Sekda Dewa Indra untuk mengedukasi peserta gerakan tanam mangrove yang didominasi para pelajar dan mahasiswa. Di mana mereka rata-rata masuk dalam kelompok Generasi Z (Gen Z). Sebelum melakukan penanaman, ia mengajak para peserta memekikkan yel-yel. "Kita jaga mangrove, mangrove jaga kita! Keren full," pekiknya diikuti oleh peserta lain. Berikutnya, dipandu oleh petugas, Sekda Dewa Indra diikuti peserta lainnya melubangi bagian bawah kantong plastik tempat penyemaian bibit mangrove lanjut ditanam pada lubang yang telah disiapkan panitia.
Usai melakukan penanaman, Sekda Dewa Indra mengikuti dialog dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya melalui video conference. Dalam dialog dengan Menteri LHK, Dewa Indra menyampaikan dukungan terhadap berbagai upaya yang dilakukan untuk menambah luas tanam mangrove di seluruh Indonesia khususnya Bali. Ia juga menginformasikan bahwa gerakan penanaman mangrove di Daerah Bali melibatkan Gen Z. “Kami di sini bersama adik-adik kita dari Gen Z. Ini merupakan cara untuk mengedukasi mereka agar tahu dan paham tentang pentingnya keberadaan mangrove,” ungkapnya. Menurut Dewa Indra, mangrove mempunyai banyak fungsi penting yang meliputi fungsi ekologis, klimatologis hingga pengurangan emisi. Ditambahkan olehnya, keberadaan mangrove sangat penting, khususnya untuk Bali Selatan yang termasuk dalam peta wilayah dengan risiko tinggi tsunami. “Mangrove adalah benteng pertahanan yang harus kita jaga dengan baik,” ujarnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, Bali memiliki hutan mangrove yang terhampar di atas 3.000 hektare luas tanam. “40 persen atau sekitar 1.400 hektare ada di wilayah Bali Selatan,” imbuhnya. Karena berbagai faktor, ada areal tanam yang bolong dan mesti segera dipulihkan. Ia berpendapat, upaya untuk merawat hutan mangrove membutuhkan keterlibatan seluruh komponen, utamanya generasi muda. “Tak bisa hanya mengandalkan LHK, mangrove harus ditanam, dirawat dan dilindungi bersama,” cetusnya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya menyampaikan terima kasih atas dukungan yang ditunjukkan Pemprov dan masyarakat Bali dalam upaya pemeliharaan mangrove. Ia berharap, semangat ini dapat terus ditingkatkan karena Kementerian LHK sangat membutuhkan dukungan dan peran aktif dari berbagai komponen. Apresiasi juga diutarakan Staf Ahli Menteri LHK Bidang Pangan Indra Eksploitasia yang hadir langsung dalam gerakan tanam mangrove di Bali. Ia bangga dengan antusiasme yang ditunjukkan oleh generasi muda dalam kegiatan tanam mangrove.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara Ni Nyoman Santi dalam laporannya menyampaikan, kegiatan ini adalah program Kementerian LHK yang sebelumnya telah dilaksanakan di wilayah Tabanan dan Jembrana. “Ini merupakan program berkelanjutan wujud tindakan nyata mitigasi perubahan iklim dunia dan menambah tutupan hutan,” katanya. Kegiatan penanaman mangrove kali ini diikuti 225 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, pejabat dan green ambassador Kementerian LHK.