Pada bulan Oktober 2018 Kota Singaraja tercatat mengalami deflasi sebesar 0,04 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK 2012=100) sebesar 140,95. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari – Oktober 2018) tercatat sebesar 0,92 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2018 terhadap Oktober 2017 atau YoY) tercatat sebesar 3,89 persen.
Deflasi ditunjukkan oleh turunnya indeks pada tiga kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,64 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,07 persen; serta serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar sebesar 0,03 persen. Sedangkan kelompok-kelompok yang tercatat mengalami peningkatan indeks atau inflasi adalah kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,95 persen; kelompok sandang sebesar 0,56 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,31 persen serta kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen.
Komoditas yang tercatat memberikan andil atau sumbangan deflasi pada bulan Oktober 2018 antara lain: cabai rawit, bawang merah, daging ayam ras, ketimun, buncis, telur ayam ras, bahan bakar rumah tangga, ikan cumi-cumi dan ikan cakalang/sisik.
Dari 82 kota IHK, tercatat 16 kota mengalami deflasi dan 66 kota mengalami inflasi. Deflasi terdalam tercatat di Bengkulu (Bengkulu) sebesar 0,74 persen dan terdangkal di Tangerang (Banten) sebesar 0,01 persen. Inflasi tertinggi tercatat di Palu (Sulawesi Tengah) sebesar 2,27 persen sedangkan inflasi terendah tercatat di Cilegon (Banten) sebesar 0,01 persen. Jika diurutkan dari deflasi tertinggi, maka Singaraja menempati urutan ke-14 dari 16 kota yang mengalami deflasi.
Sumber: bali.bps.go.id