Mangupura (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Provinsi Bali berambisi memajukan petani di daerah ini dengan sejumlah program unggulan untuk dapat mewujudkan swasembada pangan.
"Program yang kami lakukan adalah memperbaiki bendungan maupun saluran irigasi dengan menggunakan `free cast` berkualitas bagus, sehingga para petani dapat mengairi sawahnya secara optimal," kata Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, di Mangupura, Senin.
Selain itu, pihaknya juga melakukan upaya untuk mengurangi alih fungsi lahan pertanian di daerah itu, dengan membuat kebijakan tidak mengenakan pajak untuk para petani yang memiliki sawah.
Pemkab Badung telah mengambil kebijakan sesuai Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mengatur tentang pajak bumi dan bangunan, perdesaan dan perkotaan, yang membebaskan pajak lahan pertanian di Badung.
"Kami juga memberikan bantuan benih, alat-alat pertanian serta bantuan modal bagi petani," ujarnya lagi.
Kabupaten Badung juga sudah mempunyai Dinas Penelitian dan Pengembangan, sehingga melalui Litbang ini bekerjasama dengan akademisi akan melakukan penelitian, seperti tingkat keasaman tanah, kadar tanah agar outputnya jelas bagi petani, katanya pula.
Giri Prasta mengatakan, Pemkab Badung juga segera membuat sistem aplikasi mengenai harga komoditas pertanian. "Dari aplikasi ini konsumen akan mengetahui harga dasar dari hasil pertanian di Badung," kata dia.
Dia berharap dengan sistem itu, tidak akan ada lagi tengkulak yang mempermainkan harga. "Bila petani gagal panen, harganya tidak sesuai dengan harga pasaran, kami sebagai pemerintah akan siap menyubsidinya," ujarnya.
Berkaitan pemasaran hasil produksi pertanian, pihaknya akan membuat badan usaha milik desa (bumdes). "Kami juga akan masuk pada industri pangan dan melakukan swasembada pangan," katanya.
Bupati juga mendukung adanya Gerakan Kembali ke Desa, karena Badung ditargetkan menuju Desa Berdikari atau desa yang mampu berdiri di atas kakinya sendiri.
"Kami contohkan, pembangunan di desa dilakukan dengan swakelola dan bahan bangunannya juga dari desa tersebut. Bila tidak ada, baru bekerjasama dengan desa yang lain. Gerakan Kembali ke Desa ini kami akan wujudkan secara nyatakan sehingga masyarakat kita bangga suka desa," ujarnya.
Sumber: Antara Bali