Beritadewata.com,
Denpasar - Pemerintah Provinsi Bali akan terus melakukan operasi pasar untuk
memerangi kenaikan harga menjelang puasa. Hal ini disampaikan Kepala Dinas
Perindag Provinsi Bali, Ni Wayan Kusumawati saat ditemui dalam operasi pasar di
Pasar Tradisional Cokroaminoto Denpasar, Sabtu (21/5). Menurutnya, tidak ada
batas waktu dalam melakukan operasi pasar di Bali.
"Kita akan terus melakukan operasi pasar. Tidak ada batas waktu dalam
operasi pasar. Begitu harga naik dan sulit dikendalikan, maka stok bahan pokok
akan turun melalui operasi pasar dengan harga yang stabil. Lokasi yang
ditentukan adalah lokasi yang pada pemukiman, pasar tradisional danyang ada di
pelosok Bali,”ujarnya.
Menurutnya, ada beberapa bahan pokok yang siap digelontorkan dalam operasi
pasar yakni beras, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, gula, sampai
dengan gas elpiji 3 kilogram. Untuk beras, stok yang ada di Bulog masih sangat
cukup untuk melakukan operasi pasar. Stok yang ada saat ini adalah 30 ribu ton.
Stok ini terus berkurang tetapi akan ada lagi stok baru.
"Pokoknya stok selalu aman untuk operasi pasar," ujarnya. Prinsipnya,
setiap kali ada kenaikan harga bahan pokok maka pemerintah akan menggelar
operasi pasar. Lokasinya bisa berubah-ubah, tergantung informasi harga,"
ujarnya.
Pihaknya juga terus melakukan pengecekan secara berkala. Untuk hariannya,
pengecekan di beberapa pasar sebagai sample di antaranya Pasar Kreneng, Pasar
Badung, Pasar Sanglah dan beberapa pasar di beberapa kabupaten di Bali.
Sementara untuk mingguannya, pengecekan dilakukan terhadap agen, distributor,
dan beberapa retail modern.
"Kita tidak segan-segan melakukan kontrol, menegur, berkoordinasi bila ada
hal-hal yang menyimpang. Kita meminta kepada mereka untuk memastikan stok,
tidak menimbun stok dan sebagainya," ujarnya.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Denpasar Dewi Setyowati
menjelaskan, hingga saat ini sudah dilakukan operasi pasar di seluruh kabupaten
dan kota di Bali. Operasi pasar ini dilakukan atas kerja sama dengan beberapa
pihak seperti Disperindag, Bulog, TPID Bali, Bank Indonesia, Perusahan
Perdagangan Indonesia Cabang Denpasar serta beberapa pihak lainnya.
"Sudah ada kesepakatan dengan semua stakeholder, bahwa operasi pasar akan
dilakukan secara rutin. Begitu ada gejolak harga, maka pemerintah akan turun
melakukan operasi pasar. Volumenya bukan sedikit, cukup untuk melayani
masyarakat kecil yang membutuhkan bahan pokok," ujarnya. Hingga saat ini
sudah 7 kali operasi pasar di beberapa titik di Bali. Bahan pokok yang dijual
akan disesuaikan dengan harga murah dan normal. Tujuannya untuk melawan para
spekulan yang sengaja menaiki harga bahan pokok.
Sementara Kepala Capang Perusahan Perdagangan Indonesia Cabang Antonius Eka
Utomo menjelaskan, perusahannya bertugas untuk menyetok gula pasir untuk
kebutuhan Bali selama operasi pasar. Untuk itu PPI menyiapkan sekita 115 ton
gula pasir yang didistribusi dari Jawa. Hingga saat ini baru sekitar 23 ton
gula pasir yang sudah terdistribusi kepada masyarakat selama operasi pasar.
"Kita menjualnya dengan harga Rp 12.500 perkilogram. Sementara harga dari
para tengkulak, distributor, naik hingga Rp 15 ribu perkilogram," ujarnya.
Stok di PPI Denpasar akan terus bertambah untuk membentengi konsumen dari
kenaikan harga gula.
Pantauan sampai dengan hari ini Sabtu (21/5) diketahui belum memiliki kenaikan
signifikan. Beras masih di harga Rp 9 ribu perkilogram. Gula pasir masi di
harga Rp 15 ribu perkilogram. Kenaikan hanya terjadi pada bawang putih dari Rp
33 ribu perkilo naik menjadi Rp 35 ribu perkilo. Sementara bawang merah stabil
di Rp 40 ribu perkilogram. Cabe kecil Rp20 ribu perkilo dan cabe besar Rp15
ribu perkilo.
Sumber : Berita dewata