Sub... Dihadiri Perwakilan 34 Negara, Bahas Peran Vital dan Keberlangsungan Laut
Denpasar - Penjabat (Pj) Gubernur Bali, SM Mahendra Jaya menyebut forum Global Dialogue on Sustainable Ocean Development yang sedang dilangsungkan di Pulau Dewata sangat sejalan dengan kearifan lokal masyarakat Bali. "Dalam hal ini adalah unsur Segara Kerthi yang merupakan salah satu dari Sad Kerthi, sangat sejalan dengan Kebijakan Ekonomi Biru untuk Kelautan dan Perikanan Berkelanjutan,” kata Pj Gubernur saat menghadiri High Level Dinner The 5th Global Dialogue on Sustainable Ocean Development, di The Meru Sanur, pada Kamis (4/7) petang.
Pj Gubernur menjelaskan, Segara Kerthi bertujuan melindungi laut dan sumber dayanya dengan memperluas Kawasan Konservasi Laut, mengurangi tekanan dan aktivitas perikanan yang tidak ramah lingkungan; dan menjaga kelestarian wilayah laut.
“Selain itu, laut bagi masyarakat Bali juga berfungsi sebagai sumber kehidupan dan tempat upacara melasti sebagai bagian dari ritual keagamaan. Bali memiliki potensi besar perikanan tangkap, budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan,” jelasnya. "Harapannya semoga dari pertemuan ini, kami mendapatkan contoh-contoh praktik terbaik ocean account dalam rangka percepatan implementasi ekonomi kelautan yang berkelanjutan atau Blue Economy, guna pengembangan investasi di sektor kelautan dan perikanan untuk menggerakan perekonomian Bali agar terjadi keseimbangan, tidak bergantung pada sektor pariwisata saja,” imbuh pria kelahiran Singaraja, Buleleng ini.
Keberadaan Global Dialogue on Sustainable Ocean Development juga dikatakan Mahendra Jaya, sangat sejalan dengan kearifan lokal masyarakat kearifan lokal Tri Hita Karana (tiga unsur yang membangun keseimbangan dan keharmonisan), yaitu Parahyangan, hubungan antara manusia dengan Tuhan, Pawongan, hubungan manusia dengan manusia, dan Palemahan, hubungan manusia dengan lingkungannya.
Lebih lanjut, Pj Gubernur juga mengatakan Untuk mendorong peningkatan ekonomi Bali tahun 2024-2026, Pemerintah Provinsi Bali fokus pada Pembangunan Ekonomi Kerthi Bali dengan 6 (enam) sektor unggulan sebagai pilar perekonomian Bali, yaitu Sektor Pertanian, Sektor Kelautan dan Perikanan, Sektor Industri, Sektor Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi, Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital, dan Sektor Pariwisata. "Kebijakan pembangunan tersebut dimaksudkan untuk menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali, antara pariwisata, pertanian, kelautan, dan industri,” urainya.
"Terimakasih telah memilih Bali sebagai tempat pertemuan. Semoga taksu Pulau Bali memberikan vibrasi yang positif untuk kelancaran dan suksesnya kegiatan, serta memori yang menyenangkan dan indah,” harapnya.
Sementara itu, Menko Maritim dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan adalah kehormatan besar bisa menerima forum. "Bali punya keindahan landscape luar biasa dan budaya adiluhung serta Masyarakat ramah. Silahkan eksplorasi pulau Bali, " kata Menko Marvest.
Dialog yang dilakukan dalam forum tersebut diharapkan Luhut bisa berarti dan memberikan manfaat pada kesehatan dan kelangsungan laut dunia. "Laut perannya sangat vital bagi planet kita dan sekaligus memberikan kehidupan pada manusia, " ujarnya.
"Saya harap kita bisa membagi pengalaman dalam mengelola laut, menjaga laut sekaligus bisa menghasilkan komitmen bersama untuk kelangsungan laut kita. Dilanjutkan aksi nyata dan konkrit untuk diimplementasikan,” imbuhnya lagi.
Luhut mengaku sangat bahagia dengan hadirnya forum ini, yang juga berarti bisa jadi wahana potensi kelautan Indonesia dan Bali khususnya. "Kita punya mangrove di Bali, sebagai pilot project lewat research center nya. Juga rumput laut, lobster, abalone, yang jadi unggulan kita. Kolaborasi kita bersama saya yakin menghasilkan hal-hal penting, " pungkasnya.
5th Global Dialogue on Sustainable Ocean Development digelar pada 1-5 Juli 2024. Event tersebut merupakan inisiasi dari Global Ocean Accounts Partnership (GOAP). Indonesia dalam 5th Global Dialogue on Sustainable Ocean Development bertindak sebagai co-chair. Posisi itu dimanfaatkan Indonesia untuk mendorong penyediaan neraca sumber kekayaan laut di dunia.
Acara ini dihadiri sedikitnya enam menteri negara kepulauan, perwakilan 34 negara, lembaga riset internasional dan lokal, hingga pihak swasta.
Dalam gala dinner, nampak pula Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono.