Bertempat di Kuta Bali, pada tanggal tanggal 17 s.d. 18 Mei 2015 telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) TPID se Sulampua Balinusra yang dihadiri oleh seluruh TPID dan Perwakilan Bank Indonesia se Sulampua Balinusra. Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya Rakorwil ini adalah untuk mempersiapkan isu-isu dari Kawasan Timur Indonesia yang akan disampaikan dalam Rakornas TPID VI tanggal 27 Mei 2015 yang akan datang terkait dengan Optimalisasi peran Pemerintah Daerah dalam Mendukung Stabilitas Harga melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Pembenahan Tata Niaga.
Pertemuan Rakorwil ini dibuka secara langsung oleh Wakil Gubernur Provinsi Bali Bapak Ketut Sudikerta selaku Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bali dan dihadiri oleh 13 Ketua TPID tingkat Provinsi atau yang mewakili yaitu TPID Provinsi Bali, TPID Provinsi Nusa Tenggara Barat, TPID Provinsi Nusa Tenggara Timur, TPID Provinsi Maluku, TPID Provinsi Maluku Utara, TPID Provinsi Sulawesi Barat, TPID Provinsi Sulawesi Tengah, TPID Provinsi Sulawesi Tenggara, TPID Provinsi Sulawesi Utara, TPID Provinsi Sulawesi Selatan, TPID Provinsi Sulawesi Gorontalo, TPID Provinsi Papua, dan TPID Provinsi Papua Barat. Dalam sambutannya,Wakil Gubernur Provinsi Bali mengharapkan agar Rakorwil ini akan menghasilkan rekomendasi positif yang dapat disampaikan dalam Rakornas TPID VI.
Adapun isu-isu yang dibahas dan akan disampaikan pada Rakornas TPID VI yaitu meliputi :
- Dukungan APBN/APBD Untuk Pembangunan Infrastruktur di Daerah.
- Pembangunan Infrastruktur yang mendukung peningkatan Swasembada Pangan/Ketahanan Pangan di daerah, yaitu antara lain terkait dengan Pembangunan Infrastuktur Pertanian.
- Pembenahan Struktur Tata Niaga, yaitu antara lain terkait dengan Masalah Pengelolalaan Stok Pangan di Daerah, Kerjasama Perdagangan Antar Daerah, Peningkatan Transfaransi Harga.
Diharapkan isu-isu yang akan disampaikan terkait dengan permasalahan tersebut di atas melalui Rakornas TPID VI akan ditindaklanjuti dan direalisasikan oleh Pemerintah Pusat baik untuk penyelesaian jangka pendek, menengah maupun jangka panjang, sehingga akan mendukung pencapaian target inflasi nasional yang rendah dan stabil sebesar 3,5 + 1% pada tahun 2018.