Sekda Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya menjelaskan bahwa pariwisata sebagai penyumbang ekonomi terbesar Kabupaten Gianyar lumpuh akibat pandemi Covid-19. Namun demikian, Pemkab Gianyar tetap optimis terhadap proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung pasca dilakukan vaksinasi kepada sekitar 43 ribu masyarakat di daerah Ubud dan sekitarnya, serta telah dibukanya kembali penerbangan domestik.
Selanjutnya, berdasarkan pemantauan harga barang menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta menyambut bulan puasa dan Idul Fitri, pihaknya menyebut bahwa terjadi peningkatan permintaan terhadap bahan pokok, seperti daging babi dan cabai rawit. Selain itu, anomali cuaca juga ikut berpengaruh terhadap penurunan hasil panen cabai rawit sehingga menganggu ketersediaan pasokan di pasar.
“Berbagai langkah kami untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok, diantaranya Pusat Pangan Alami Mandiri Asri dan Nyaman (PUSPA AMAN), Program Mina Padi yaitu usaha budidaya ikan di lahan sawah yang dilakukan secara bersamaan dengan tanaman padi dalam suatu areal yang sama, operasi pasar murah, operasi pasar gotong-royong, sidak pasar dan gudang penyimpanan, serta himbauan kepada pelaku usaha pasar modern,” kata Sekda.
Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, S. Donny H. Heatubun menyampaikan terdapat empat komoditas yang berpotensi mengalami lonjakan harga pada saat Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta bulan puasa yang jatuh bersamaan pada April mendatang. Keempatnya ialah cabai merah, cabai rawit, daging babi dan canang sari. Secara historis, keempat komoditas tersebut mengalami kenaikan harga pada Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta bulan puasa selama tiga tahun terakhir.
“Harga cabai rawit dan daging babi yang masih belum menunjukkan penurunan hingga saat ini perlu mendapat perhatian Pemkab Gianyar sebagai antisipasi kenaikan permintaan menjelang hari raya,” sebutnya.
Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gianyar menyatakan bahwa stok bahan pangan masih cukup untuk kebutuhan hari raya. Walau demikian, adanya wabah virus African Swine Flu (ASF) pada ternak babi masih berpengaruh terhadap keterbatasan pasokan komoditas daging babi di pasaran, dan curah hujan yang tinggi membuat pasokan cabai rawit juga masih terganggu. Secara umum, harga bahan pangan di Gianyar masih terpantau stabil dengan dukungan kelancaran distribusi lewat jalur darat.
Senada dengan hal tersebut, Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar menyatakan bahwa petani akan mempersiapkan pembenihan dan penanaman cabai rawit mulai April hingga awal Mei sehingga diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan saat musim panen tiba.
Kepala Gudang Perum Bulog Kabupaten Gianyar, I Putu Winarta mengatakan jumlah persediaan beras di Gudang Batubulan sebanyak 331.560 Kg atau setara dengan kebutuhan Kabupaten Gianyar selama 1,13 bulan.
Sebagai penutup, Bank Indonesia merekomendasikan beberapa kebijakan untuk pengendalian inflasi ke depan, yaitu (1) perlunya komunikasi yang lebih intensif kepada masyarakat terkait program pengendalian harga yang dicanangkan Pemkab Gianyar; (2) edukasi belanja bijak dengan mensubstitusi konsumsi cabai dengan komoditas lainnya yang masih dalam harga wajar seperti dengan daging ayam; dan (3) dilakukannya Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan provinsi/kabupaten lain untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan yang masih defisit.
Sekda Gianyar juga mengimbau seluruh OPD agar dilakukan pemantauan secara berkala atas implementasi program-program pengendalian harga, terutama berfokus pada komoditas penyumbang inflasi.
Sumber:literasipost.com