Singaraja (Antara Bali) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali menggelar pasar murah di Pasar Anyar, Singaraja, yang menjual sejumlah bahan pokok dengan harga lebih murah dibandingkan harga di pasaran menjelang Lebaran.
Wakil Ketua TPID Bali, Dewi Setyowati di Singaraja, Rabu, menjelaskan, pasar murah diharapkan dapat menekan lonjakan harga kebutuhan pokok.
”Singaraja merupakan
daerah pencatatan untuk inflasi selain Denpasar," katanya.
Sejumlah instansi yang dikoordinir dalam wadah
TPID Bali turut terlibat dalam pasar murah itu di antaranya Bulog Bali,
Perusahaan Perdagangan Indonesia, Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi Bali
serta Pemkab Buleleng.
Perum Bulog Divisi Regional Bali mengalokasikan beras C4 sebanyak 175 bungkus, beras BM (100 bungkus) keduanya dijual Rp 47 ribu, beras penebel (7 bungkus) yang dijual Rp50 ribu dengan masing-masing bungkusan seberat lima kilogram.
Selain itu minyak goreng isi dua liter sebayak 90 bungkus dengan harga per dua liter mencapai Rp22 ribu dan bawang merah sebanyak 50 kilogram yabg dijual Rp25 ribu per kilogram.
Bulog Bali juga mengalokasikan beras operasi pasar sebanyak 300 bungkus isi lima kilogram dengan harga mencapai Rp39.500 per lima kilogram dan daging sapi dijual Rp80 ribu sebanyak 25 kilogram.
Daging sapi yang
dijual tersebut merupakan daging sapi beku impor dari Australia.
Bulog Bali mendapat jatah alokasi 3,5 ton daging
sapi beku yang dikirmkan bertahap dari Bulog Pusat untuk menekan harga daging
sapi.
Sementara itu Perusahaan Perdagangan Indonesia menjual gula pasir kristal putih sebanyak dua ton dengan harga 12.500 per kilogram. Saat ini harga gula pasit putih di pasaran dijual dengan harga lebih tinggi yakni berkisar Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per kilogram.
Sejumlah warga Buleleng yang saat itu tengah berbelanja di pasar terbesar di Singaraja itu antusias menyambut adanya pasar murah yang digelar mulai pukul 07.00 Wita.Pasar murah rencananya dilanjutkan di Pasar Banyuasri, Singaraja pada Kamis (16/6).
Sumber : Antara Bali