Denpasar
- Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali optimistis mampu menjaga
tekanan inflasi hingga akhir tahun 2015 dengan menyiapkan sejumlah langkah
antisipatif.
Wakil Ketua TPID Bali, Dewi Setyowati di
Denpasar, Rabu, menjelaskan bahwa langkah-langkah antisipastif tersebut telah
disiapkan salah satunya dengan fokus mengawal perkembangan harga.
"TPID Provinsi Bali optimis target inflasi
tahun 2015 dapat tercapai," ucapnya.
Langkah antisipatif itu di antaranya menjamin
kecukupan ketersediaan ketahanan pangan, menjaga stabilitas dan ekspektasi
harga, penggalian informasi dengan instansi terkait, serta melalui koordinasi
dan pertemuan TPID di seluruh kabupaten/kota di Bali.
Optimisme itu juga diikuti dengan rendahnya
tekanan inflasi yang terus berlanjut seiring relatif terkendalinya inflasi
beras dibandingkan dampak El Nino dengan intensitas yang sama pada tahun
1997-1998.
Inflasi pada Oktober 2015 tercatat sebagai inflasi
bulanan terendah sejak tahun 1997 dengan mengalami deflasi sebesar minus 0,64
persen.
Laju deflasi Oktober 2015 pada kelompok
"volatile foods" atau kelompok bahan makanan yang harganya kerap
bergejolak didorong oleh komoditas daging ayam ras, cabai rawit, dan cabai
merah.
Pada kelompok inti, laju deflasi didorong oleh
komoditas pasir dan angkutan udara, sedangkan pada kelompok "administered
prices" atau barang dan jasa yang harganya ditetapkan oleh pemerintah,
deflasi ditunjukkan oleh komoditas bahan bakar rumah tangga dan tarif listrik
seiring dengan penetapan paket kebijakan pemerintah.
"Kami berupaya melakukan pengendalian
inflasi yang difokuskan pada aspek produksi, distribusi, serta menjaga
ekspektasi masyarakat melalui sosialisasi dan publikasi dalam upaya menjaga
stabilitas harga," ujar Dewi. (WDY)
Sumber : bali.antaranews.com