Singaraja, Bali Tribune
Tingginya tingkat inflasi yang terjadi di Kabupaten Buleleng mendapat perhatian serius dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali. Menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, di akhir bulan Mei tingkat inflasi Kabupaten Buleleng mencapai angka 1,52 % jauh di atas rata rata inflasi Provinsi Bali yang berada dikisaran 0,70%.
Persoalan ini harus diantisipasi dengan langkah-langkah konkrit terlebih menjelang datangnya hari raya besar keagamaan. Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang merupakan Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali saat menggelar Rapat Koordinasi TPID di Kantor Bupati Buleleng Rabu (15/6). Dalam rapat yang dipimpin langsung oleh Wagub Sudikerta, diharapkan kerjasama antara semua pemangku kepentingan dan semua lapisan masyarakat dalam menjaga kestabilan dari pada harga kebutuhan pokok.
TPID Provinsi Bali selama ini telah berupaya menekan tingkat inflasi tersebut salah satunya dengan melakukan pembinaan terhadap para produsen dengan menggandeng SKPD terkait seperti Dinas Peternakan, Dinas Pertanian agar produksi berjalan seimbang dan merata sehingga tidak terjadi penumpukan hasil panen atau kekurangan pasokan karena belum panen ataupun gagal panen. “Produsen memegang peran penting dalam menjaga kestabilan harga begitu pula dengan ketersediaan barang dan distribusinya, untuk itu mari bersinergi dalam upaya mencegah inflasi,”imbuhnya.
Ia juga meminta TPID kabupaten melakukan monitoring secara rutin dan berkesinambungan ke pihak produsen dan juga mengintensifkan pelaksanaan dari operasi pasar secara rutin pula. Tak kalah pentingnya adalah melibatkan aparat keamanan dalam upaya menghindari para produsen nakal yang melakukan penumpukan barang serta terus melakukan rapat koordinasi antar TPID Kabupaten/Kota dengan Provinsi dalam merumuskan berbagai upaya sehingga tingkat inflasi bisa ditekan.
Sementara itu Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali Dewi Setyowati menyampaikan disamping tingginya tingkat inflasi yang diakibatkan oleh harga bahan pokok di Kabupaten Buleleng. Ia juga menyoroti harga dari pada elpiji 3 kg yang mengalami fluktuasi harga yang sangat signifikan di tingkat konsumen. Harga elpiji yang dipatok pada kisaran harga Rp 13.500 di tingkat Agen, Rp 14.500 di tingkat pangkalan, ketika sampai ditingkat konsumen mencapai harga lebih dari Rp 20.000/tabungnya. Dewi Setyowati menambahkan salah satu upaya dalam menekan harga elpiji ditingkat konsumen adalah dengan membuat pemberitaan serta mengumumkan kepada masyarakat letak dari lokasi dari agen dan pangkalan gas elpiji 3 kg, mengingat di Kabupaten Buleleng sendiri terdapat 10 agen dan 370 pangkalan elpiji.
“Dengan Masyarakat tahu agen serta pangkalan resmi, maka masyarakat akan terhindar membeli gas elpiji dari agen fiktif dan harganya pun akan sesuai,” imbuhnya. Disamping upaya tersebut, Dewi Setyowati yang juga menjabat sebagai Wakil TPID Provinsi Bali menyarankan agar Badan Usaha Miliki Desa (Bumdes) maupun koperasi untuk menjadi pangkalan elpiji melon tersebut sehingga dengan banyaknya pangkalan resmi maka konsumen akan memiliki kemudahan akses dalam mendapatkan gas elpiji subsidi pemerintah tersebut dengan harga sesuai dengan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Menanggapi hal ini, Wagub Sudikerta meminta agar dilakukan sidak harga elpiji secara rutin dari tingkat agen, pangkalan hingga tingkat pengecer. Disamping itu, dalam rapat yang juga dihadiri oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Ni Wayan Kusumawati, Kepala Biro Perekonomian dan Pembangunan Sekda Provinsi Bali I Nengah Laba, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnu Ardhana, Ketua TPID Kabupaten Buleleng yang dalam hal ini diwakilkan oleh Asisten Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat Ida BAgus Made Geriastika, para pemilik agen serta pangkalan gas elpiji 3 kg di wilayah Buleleng. Sudikerta meminta agar para agen memberitahu secara tegas kepada pangkalan untuk menjual dengan harga yang sesuai aturan, dan tidak mengambil keuntungan sendiri terlalu banyak mengingat elpiji 3 kg merupakan subsidi pemerintah untuk masyarakat miskin.
Selanjutnya untuk memantapkan upaya ini, Sudikerta meminta TPID Provinsi Bali melakukan rapat lanjutan terkait sanksi bagi agen dan pangkalan yang menjual diatas harga yang ditetapkan oleh pemerintah, serta mebuat regulasi patokan harga ditingkat pengecer. Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan harga gas elpiji 3 kg akan bisa stabil sehingga subsidi yang diberikan oleh pemerintah benar-benar tepat sasaran dan dapat dirasakan oleh warga miskin.
Sebelum kegiatan Rapat Koordinasi, Tim TPID Provinsi Bali dengan menggandeng Bank Indonesia Perwakilan Bali, Bulog Divre Bali serta Pemkab Buleleng menggelar Pasar Murah serta sidak Pasar bertempat di Pasar Anyar Buleleng.
Dalam kegiatan sidak pasar yang dipimpin langsung oleh Wagub Sudikerta terpantau bahwasanya harga bahan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, daging ayam dan daging sapi termasuk didalamnya harga bawang merah terpantau stabil bahkan cendrung harga sudah mengalami penurunan, seperti harga bawang merah yang sebelumnya sempat melambung sampai angka 40 Ribu/ kg nya sekarang sudah turun berkisar antara 22-25 ribu/ kg. Begitu pula halnya dengan harga daging ayam yang terpantau stabil berkisar antara 30-35 ribu/ kg nya serta daging sapi Rp 100 ribu/ kg. Dalam kesempatan tersebut, Wagub Sudikerta menghimbau masyarakat baik sebagai produsen maupun sebagai konsumen agar bersama sama menjaga kestabilan harga terutama harga kebutuhan bahan pokok.
Wagub Sudikerta juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan pasar murah yang rutin digelar dibeberapa Kabupaten/Kota di Bali. Dengan diadakannya pasar murah maka harga kebutuhan pokom akan terpantau dengan baik dan kestabilan harga akan terjaga.”Saya harap masyarakat manfaatkan pasar murah untuk mendapat harga terbaik dari kebutuhan bahan pokok sehingga hal tersebut dapat mengurangi beban dari masyarakat,”imbuhnya. Dalam pasar murah yang digelar di Pasar Anyar kali ini beras C4 5 kg dijual Rp 47 rb, 2 Liter minyak goreng seharga Rp 22 rb serta gula pasir dijual dengan harga Rp 12.500/ kg nya.
Sumber : Bali Tribune