Pada September 2018, Provinsi Bali mengalami deflasi sebesar 0,55% (mtm) atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 3,60% (yoy), lebih rendah dibanding periode sebelumnya. Secara bulanan, pencapaian ini masih lebih rendah dibanding Nasional yang deflasi 0,18% (mtm). Namun demikian, secara tahunan pencapaian inflasi Bali masih lebih tinggi dibanding Nasional yang sebesar 2,88% (yoy). Tendensi penurunan tekanan inflasi didorong oleh perbaikan kinerja komoditas pangan seiring membaiknya kondisi cuaca. Sejalan dengan perkembangan tersebut inflasi kelompok administered prices turut melandai akibat berlanjutnya penurunan tarif angkutan udara. Meskipun demikian, masuknya tahun ajaran baru universitas dan akademi, frekuensi hari raya Hindu yang cukup tinggi serta adanya kenaikan bahan bakar rumah tangga menahan penurunan laju inflasi yang lebih dalam.
Secara spasial, penurunan tekanan inflasi terjadi di kedua kota sampel penghitungan inflasi di Bali. Kota Denpasar mencatat deflasi sebesar 0,52% (mtm) atau inflasi tahunan sebesar 3,61% (yoy), sedang kota Singaraja mencatat deflasi sebesar 0,71% (mtm) atau inflasi tahunan 3,54% (yoy). Dibandingkan kota sampel lain, pencapaian inflasi Kota Denpasar dan Singaraja berada pada level yang cukup rendah.
Inflasi Bali pada September 2018 masih relatif terkendali dan berada pada rentang sasaran inflasi nasional. Namun demikian, ke depan perlu diperhatikan beberapa potensi risiko seiring penyesuaian harga pada kelompok administered prices dan risiko peningkatan harga komoditas pangan seiring adanya potensi permintaan yang meningkat, didorong oleh peak season pariwisata pada triwulan IV 2018 serta adanya pelaksanaan IMF-WB Annual Meeting 2018.
Pengendalian inflasi Provinsi Bali ke depan masih menghadapi beberapa risiko antara lain (i) Tendensi penurunan curah hujan membawa risiko akan inflasi kelompok volatile food, (ii) Risiko kenaikan harga pangan dan transportasi seiring dengan masuknya peak season pariwisata dan jelang IMF-WB Annual Meeting, dan (iii) tendensi kenaikan harga emas dan minyak dunia mengikuti tren peningkatan komoditas global.
Sebagai respon terhadap risiko dan tantangan pengendalian inflasi Bali di 2018, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Bali akan terus melanjutkan upaya pengendalian harga baik melalui forum koordinasi dan tindak lanjut nyata dengan OPD terkait. Program kerja TPID akan difokuskan pada seluruh aspek mencakup produksi, distribusi, serta menjaga ekspektasi masyarakat melalui sosialisasi dan publikasi serta memberikan himbauan (moral suasion) kepada masyarakat terkait upaya menjaga stabilitas harga. Upaya stabilisasi harga melalui pelaksanaan pasar murah dan operasi pasar insidentil juga akan dilanjutkan sehingga diharapkan dapat menjadi jangkar dalam penetapan harga dan menahan laju inflasi yang dapat bersumber dari sisi permintaan, sisi penawaran, dan ekspektasi pelaku ekonomi.
Apr 2018 |
Mei 2018 |
Jun 2018 |
Jul 2018 |
Ags 2018 |
Sept 2018 |
|
IHK, % yoy |
3,24 |
3,00 |
3,47 |
3,83 |
3,75 |
3,60 |
IHK, % mtm |
0,01 |
-0,08 |
0,34 |
0,47 |
0,23 |
-0,55 |