×

Antisipasi Radikalisme di Media Sosial, Diskominfos Bali dan Densus 88 Gelar Literasi Digital

Kamis, 19 Oktober 2023 pukul 17.52 (1 tahun yang lalu) | Oleh I MADE SUDIARTA

Mencegah semakin tingginya penyebaran paham radikal melalui medsos, Diskominfos Bali menyelenggarakan Literasi Digital dengan tema “Antisipasi Bahaya Penyusupan Radikalisme Melalui Media Sosial”, Selasa, 10/10 bertempat di Ruang Sandat Kantor Diskominfos Bali. Literasi juga dikaitkan dengan perayaan Hari Kesaktian Pancasila dalam rangka membangun rasa nasionalisme serta mewujudkan pemilu yang aman damai Tahun 2024. Hadir sebagai narasumber Tunggal membawakan materi dengan judul yang sama dengan tema,  KasatgasWil Bali Densus 88 Anti Teror POLRI Kombes Pol. I Ketut Widhiarto, SH.,MH. Acara yang digelar secara hybrid diikuti peserta ASN terdiri dari pejabat eselon 3, eselon 4 dan staf seluruh perangkat daerah di lingkungan provinsi Bali secara luring dan guru serta kepala sekolah SMA/SMK baik negeri maupun swasta se Bali secara daring.

            Kombes Pol. Ketut Widhiarto menyampaikan perkembangan paham radikalisme di Bali harus mulai mendapat perhatian serius. Saat ini Densus 88 Anti Teror Wilayah Bali telah melakukan pengawasan terhadap kelompok maupun perorangan yang telah terpapar paham radikal.  Beberapa diantaranya bahkan telah terafiliasi dengan organisasi yang selama ini terlarang dan kerap melahirkan tindakan teror di Indonesia. “Dan hampir semuanya yang terpapar paham radikal tersebut berawal dari media social” ujar perwira menengah kelahiran Lampung ini. Mewaspadai penyebaran paham radikal di media social menurut Widhiarto, Masyarakat hendaknya memperhatikan konten-konten yang mengandung intoleransi, interaksi ingin menang sendiri maupun ajakan-ajakan yang mengarah kepada penggantian ideologi bangsa. Penyebaran paham radikal di medsos utamanya menyasar generasi muda, mengingat pengguna medsos yang paling banyak dan aktif adalah kalangan generasi muda. “Jangan sampai karena kita lengah maka paham radikal ini berkembang menjadi Tindakan terorisme di Bali, yang apabila terjadi lagi aksi teroris di Bali, imbasnya akan sangat merugikan banyak pihak.” Tambah Widhiarto. Densus 88 Anti Teror POLRI saat ini selain melakukan Tindakan represif juga preventif dengan mengedepankan edukasi dan sosialisasi .

            Sejalan dengan misi Densus 88 Anti Teror POLRI untuk melakukan edukasi dan sosialisasi antisipasi paham radikal di medsos melalui edukasi sosialisasi, Kadis Kominfos Bali dalam sambutan dibacakan Sekdis Dewa Rustina menyampaikan Literasi Digital merupakan factor utama yang harus dilaksanakan terus menerus. Medsos dan internet bersifat borderless, cepat dan tanpa sekat baik geograpi maupun demograpi. Demikian pula berbagai paham dan ideologi akan tersebar dengan cepat dan menjangkau banyak orang. Apabila tidak diantisipasi, tidak menutup kemungkinan yang terpapar paham radikal adalah saudara atau keluarga dekat. Untuk itu Diskominfos Bali menyambut baik sosialisasi yang dilakukan oleh Densus 88 dan memandang bahwa literasi menjadi alternatif dalam mencerdaskan para pengguna medsos agar tidak terjebak dan terpapar paham radikal. Terlebih lagi literasi digital harus dilakukan oleh semua pihak. Untuk itu pihaknya berharap, agar para ASN dan guru menjadi satelit dari Densus 88, menyampaikan kepada para siswa dan yang lainnya tentang bahaya penyebaran paham radikal di medos. Literasi ditutup dengan diskusi dipandu moderator Wakil Ketua KPID Bali, Drs. Ida Bagus Ketut Agung Ludra (IKP_1)