Denpasar - Kepala Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Bali I Putu Sumantra menjamin stok sapi di daerah itu
aman dan tidak sampai terjadi kekurangan bahkan bisa dikirim hingga ke luar
pulau.
"Bali itu penyangga keperluan nasional. Karena penyangga, masa kami biarkan di Bali kekurangan," kata Sumantra di Denpasar, Selasa.
Ia mengemukakan setiap tahun pemerintah setempat menargetkan kuota sapi yang dikeluarkan dari Bali sekitar 50 ribuan, sedangkan untuk pemotongan lokal sekitar 40 ribuan. "Kalau sampai lebih yang kami keluarkan, populasi di Bali akan turun," ujarnya.
Sumantra menambahkan dari Januari-Juli 2015 sudah sekitar 31 ribu sapi yang dijual keluar Bali, sedangkan untuk Juli saja sekitar 9 ribuan ekor yang diantarpulaukan.
Terkait dengan kondisi kekurangan daging sapi di wilayah Jabodetabek, tidak dipungkiri Sumantra akan menjadi peluang bagi Bali, tetapi tentunya harus ada permintaan dulu dari sana.
"Namun, berapa pun besarnya peluang, harus dihitung jumlah yang bisa dikeluarkan karena akan berdampak dengan jumlah populasi di Bali," ucapnya.
Di samping itu, dia berharap jika ada permintaan sapi dari Bali agar dalam bentuk daging, bukan dalam bentuk sapi masih hidup.
"Demikian juga jika pemotongan lokal banyak, maka yang dikeluarkan atau diantarpulaukan harus dikurangi. Yang penting sekarang harga yang diterima peternak itu harus bagus," ujarnya.
Terkait dengan harga daging sapi, kata Sumantra, harganya masih relatif stabil berdasarkan survei pasar yakni untuk has dalam kisaran Rp110-125 ribu, dan has luar Rp105-110 ribu per kilogram.
"Harga di Bali tidak turun naik dan masih standar, jadi di Bali aman," katanya.
Sumber : bali.antaranews.com