Denpasar, DenPost
Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Devisi Regional Bali selama momen hari raya Galungan, Kuningan dan Idul Fitri yang jatuh beberapa bulan lalu gencar menggelar pasar murah guna mengantisipasi lonjakan harga di pasaran. Bahkan, pada momen hari raya tersebut pihaknya menyalurkan hingga 300 ton lebih beras kepada masyarakat.
Kepala Bulog Devisi Regional Bali, Eko Kuncahyo mengatakan, beras yang lebih dominan disalurkan pada kegiatan tersebut yakni premium. Dimana, dari jumlah beras yang disalurkan pada kegiatan tersebut, 90 persen diantaranya merupakan jenis premium sedangkan sisanya medium.
“Waktu momen hari raya beberapa bulan lalu itu, memang beras premium yang lebih banyak dicari masyarakat. Sedangkan beras medium hanya sebagian kecilnya atau sekitar 10 persen saja dari jumlah keseluruhan penyaluran saat kami melaksanakan pasar murah,”ujarnya saat ditemui di kantornya, Jumat (7/10).
Penyaluran beras saat melaksanakan pasar murah, kata dia, dilihat dari permintaan masyarakat. Sehingga, dalam hal tersebut tidak hanya menyalurkan stok beras yang ada di gudang (medium). “Untuk kebutuhan saat pasar murah, kami melihat permintaan dari masyarakat, sehingga penyaluran lebih didominasi beras jenis premium,”katanya.
Nah, untuk beras jenis medium, lanjut dia, biasanya lebih dimaksimalkan pada penyaluran regular seperti raskin yang berlangsung setiap bulan. Sehingga, saat pasar murah pihaknya menyediakan apa yang dibutuhkan konsumen.
Harga beras yang disalurkan saat pasar murah, lanjut dia, jauh lebih murah dari harga pasaran. DImana, beras premium dijual mulai Rp 9.000 hingga Rp 10.500 per kilogram. Sedangkan untuk beras medium harganya Rp 7.900 per kilogram.
Eko menambahkan, untuk penyaluran beras medium setiap bulannya mencapai 2.300 ton. Sedangkan stok beras di Bulog sebanyak 16 ribu ton. “Stok beras masih aman hingga April 2017,”tambahnya.
Sumber : DenPost