Tabanan (Bisnis Bali)
Memasuki musim panen, harga gabah ditingkat petani di sejumlah daerah di Kabupaten Tabanan mulai turun yang diperdagangkan dengan harga Rp.4.100 per kg untuk gabah kering panen (GKP). Sayangnya, kondisi harga gabah yang mulai turun belum diikuti dengan harga beras di pasaran yang masih dibanderol mahal oleh sejumlah pedagang hingga mencapai Rp 11.500 per kg untuk kualitas super.
Salah seorang pedagang bahan pangan di Tabanan, Putu Wastini, Selasa (16/4) mengungkapkan, hingga kini rata-rata harga beras belum mengalami penurunan yang berarti, termasuk juga berlaku pada beras produksi lokal Kabupaten Tabanan yang tengah memasuki musim panen sekarang ini.
Meski begitu, khusus beras produksi lokal, lanjutnya, ada kemungkinan akan mengalami penurunan dalam waktu dekat, karena produksi dan pasokan barang dipasaran tengah melimpah akibat panen raya.
“Namun mungkin penurunan harga beras lokal ini hanya terjadi di kisaran tipis dari harga sebelumnya,”tuturnya. Wastini menjelaskan, saat ini rata-rata harga beras di pasaran untuk beras produksi lokal berada dikisaran Rp 9.500 per kg, beras medium Rp 10.000 per kg, beras cap IR 64 Rp 10.500 per kg, sedangkan untuk beras produksi dari Jawa yang tergolong kualitas super salah satunya cap Putri Sejati diperdagangkan di pasaran di kisaran Rp 11.500 per kg.
Katanya, semua jenis beras tersebut belum mengalami perubahan sejak awal bulan ini yang sekaligus juga merupakan awal musim panen tahun ini. Lanjutnya, masih mahalnya harga beras ini dimungkinkan karena musim panen yang terjadi masih belum merata diseluruh sentra produksi. Begitu juga dengan beras dari Jawa masuk ke Bali yang juga belum mengalami peningkatan pasokan dari sebelumnya, sehingga itu mengakibatkan belum banyak mempengaruhi kondisi harga beras di pasaran.
“Meski masih dipatok mahal, namun kondisi tersebut tidak sampai menurunkan minat konsumen akan bera kualitas super,”ujarnya. Sementara itu, Ketua persatuan penggilingan padi (Perpadi) tabanan, A.A. Made Sukawetan mengungkapkan, sekarang ini produksi petani di tabanan dalam kondisi yang meningkat dari segi volume.
Belum lagi karena luasan daerah atau sentra pertanian di daerah lumbung beras ini yang memang cukup luas dibandingkan dengan daerah lainnya. Di sisi lain, katanya, kondisi meningkatnya produksi tersebut memang sedikit berdampak pada harga beli yang ditetapkan Perpadi, karena harga jual menjadi lebih murah dari sebelumnya, yakni dari Rp 5.000 per kg untuk gabah ditingkat petani di sawah, menjadi Rp 4.100 per kg untuk kualitas yang sama saat ini. “Meski harga beli gabah petani ini turun, namun patokan harga yang kami diberikan ke petani ini masih berada di atas ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP),”tegasnya.
Sumber : Bisnis Bali