Tabanan - Ny Putri Koster berkesempatan mengunjungi petani sayur dan ikut memanen daun pere (daun bawang) serta mentimun di lahan petani sayur di Bedugul, Tabanan, Minggu (7/2).
Dalam kesempatan tersebut, pendamping orang nomor satu di Bali itu mengingatkan para petani untuk bisa menjadi tuan rumah di wilayah sendiri dengan cara memasok kebutuhan pokok masyarakat Bali. "Hasil tanah Bali ini sangat subur, petani-petani kita menanam dan memanen hasil bumi yang berkualitas. Harusnya masyarakat kita yang pertama menikmati," bebernya seraya mengapresiasi langkah para petani yang menggunakan sistem organik.
Apalagi hasil pertanian ini sudah menembus restoran-restoran besar seperti McD, AW, Hokka Hokka Bento dan restoran sejenis lainnya. "Kalau sudah masuk ke restoran sekelas itu, kan pasti sudah berkualitas produk kita. Masyarakat kita juga harus ikut menikmati," imbuhnya sambil meminta agar memasok ke semua pasar tradisional di Bali.
Masalah pemasaran, Ny Putri Koster mengatakan bahwa Pemprov Bali melalui inisiatif Gubernur Wayan Koster sudah mengeluarkan Pergub Bali No. 99 tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali. Jadi memang melalui peraturan itu pemerintah mewajibkan setiap industri di Bali menggunakan produk lokal. "Nah tugas petani di sini hanya menanam dan melestarikan hasil bumi Bali, jangan tergiur untuk menanam apa yang lagi ngetrend di luar sana. Karena belum tentu di sini diperlukan," tambahnya.
Selain itu, ia juga sangat mengapresiasi semangat anak-anak muda untuk menekuni pertanian. "Apapun profesinya, harus ditekuni secara profesional, jangan setengah-setengah. Karena sesuai jargon di sini yaitu PHK: Petani Harus Keren, Petani Harus Kaya, dan Petani Harapan Keluarga. Mari menjadi harapan dan tumpuan masyarakat Bali ke depan," tandasnya.
Sementara itu, Made Gunada pemilik PT Wiguna Alam Persada menjelaskan jika produk sayur mayur di sini merupakan pemasok tunggal untuk restoran internasional seperti McD, AW, Burger King, Starbuck serta Hokka Hokka Bento di seluruh Indonesia. Untuk memenuhi supply tersebut, pihaknya bekerja sama dengan petani lokal. "Apalagi sekarang kami punya program sosial yang membantu para petani bernama PHK, yaitu Petani Harus Kaya," bebernya.
Program tersebut mengajak masyarakat untuk bertani. "Yang tidak punya modal atau lahan kita kasih, yang tidak bisa bertani kami ajari, nanti hasilnya juga kami beli," imbuhnya seraya mengatakan saat ini sudah bekerja sama dengan sekitar 50 petani sekitar dan telah meminjamkan sekitar 3 hektare lahan perusahaan kepada mereka. Selain untuk memasok restoran, produk pertanian itu juga diolah oleh PT Wiguna Alam Persada menjadi bahan simple cooking serta memasarkannya. Jaadi konsumen tinggal memasak di rumah karena sayuran tersebut telah dibersihkan dipotong dan diisi bumbu.
Selain bekerja sama dengan petani, selama pandemi Covid-19 ini, perusahaannya juga telah merekrut sekitar 60 pekerja korban PHK pariwisata. "Ada yang bekerja sebagai sopir pengiriman maupun pemrosesan sayur," tutupnya seraya berharap ke depan bisa terus membantu petani sekitar.
Hal senada juga disampaikan oleh petani pere Putu Wenten. Saat ini ia mengaku sangat terbantu dengan program PHK tersebut. Namun, ke depan dia juga berharap pemerintah bisa memfasilitasi, sehingga bisa memasarkan produknya lebih luas. "Petani adalah pilihan saya sejak kecil, dan saya tidak pernah menyesal akan pilihan saya. Semoga ke depan nasib petani Bali lebih terjamin," harapnya.