Denpasar,
Untuk mengantisipasi peningkatan harga sembako di pasaran akibat kemarau panjang, Bulog Divisi Regional Bali akan intensif melaksanakan operasi pasar. Dengan cara itu. laju inflasi dapat ditekan semaksimal mungkin.
“Seperti diketahui, pada bulan Oktober-Desember di Indonesia lazimnya terjadi paceklik, tidak ada musim panen padi lagi. Walau pun untuk tahun 2015 ini, masih ada satu dua daerah yang panen tapi kecenderungannya terus berkurang. Kondisi cuaca saat ini tidak ada hujan yang turun,” ujar Kepala Bulog Divisi Regional Bali, I Wayan Budhita di Denpasar, Minggu (1/11).
Menurut Budhita, pada saat high level meeting TPID di Bank Indonesia KPw Bali, salah satu yang perlu ditindak lanjuti untuk mengantisipasi gejolak harga adalah mengawal terus harga-harga kebutuhan pokok sampai dengan akhir tahun.
“Khusus kepada Bulog ditugaskan mengintensifkan pelaksana pasar murah, bahkan jika perlu Bulog juga melakukan operasi pasar,” ungkapnya.
Budhita menegaskan, komoditas wajib yang harus ada dalam pasar murah adalah beras, dalam hal ini beras premium. Kemudian gula, bawang merah, cabai, telur, dan minyak goreng. “Komoditas yang dijual dalam pasar murah ini lebih murah sekitar Rp 500 – Rp 1000 per kilogram jika dibandingkan dengan harga di pasaran.,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan Budhita, meskipun faktor penentu inflasi bukan hanya komoditas pangan dan sembako, tapi juga biaya transportasi tapi pelaksana operasi pasar sangat efektif untuk menekan inflasi. “Faktor komoditas pangan dan sembako besar pengaruhnya (untuk laju inflasi),” jelasnya.
Selain pasar murah dan operasi pasar, menurut Budhita, penggelotoran beras miskin atau yang lebih dikenal dengan raskin juga sangat besar pengaruhnya untuk menekan laju inflasi, apa lagi saat ini ada raskin bulan ke-13 dan ke-14. “Itu juga dimaksudkan supaya di akhir tahun masyarakat tidak perlu khawatir dengan keberadaan beras karena pemerintah sudah menyiapkan program raskin bulan ke-13 dan ke-14,” ujarnya.
Terkait stok beras Bulog Divisi Regional Bali, dia mengaku masih aman hingga 2 bulan lebih. “Awal bulan kemarin (September – Red) kami memprediksi bisa hingga 3 bulan ke depan. Namun karena ada program raskin bulan ke-13 dan ke-14 ini sehingga sisa stoknya 5300 ton. Jadi bisa hingga 2 bulan lebih,” katanya.
Sumber : Bali Tribune