PURWOKERTO – Kementerian Perdagangan akan mengimplementasikan
sistem satu pintu dalam memasok kebutuhan bahan pangan di pasar tradisional.
Menurut rencana, Bulog akan ditunjuk sebagai pihak yang menyuplai pasokan bahan pangan ke pedagang pasar tradisional.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel optimistis system satu pintu ini bisa menahan kenaikan harga yang sering terjadi saat momen – momen tertentu, serta menjamin ketersediaan pasokan para pedagang.
Sistem satu pintu dilaksanakan dengan cara mendirikan gerai pemasok khusus untuk pedagang pasar tradisional. Adapun, bahan yang akan dipasok antara lain beras, minyak goreng, gula, daging sapi, dan bahan pangan lainnya.
“Kami merencanakan di setiap pasar yang dibangun pemerintah, ada tempat khusus untuk Bulog dan koperasi. Bulog akan menjadi penyangga kebutuhan pokok ke pedagang, dan sekaligus pengendali harga,” kata Rachmat disela-sela peluncuran Program Revitalisasi 1.000 Pasar Rakyat Tahun 2015 di Purwokerto, Banyumas, Selasa (30/6).
Pada tahap awal, Kementerian Perdagangan menargetkan sistem satu pintu ini dapat diterapkan di pasar tradisional yang akan direvitalisasi. Pemerintah sendiri akan melakukan revitalisasi terhadap 5.000 pasar tradisional di seluruh Indonesia.
“Ini akan kami integrasikan ke pasar-pasar tersebut, dan selanjutnya kami dorong ke seluruh pasar,” ujarnya.
Namun, imbuh Rachmat, realisasi dari rencana ini masih menunggu kesediaan dari pihak Bulog sendiri.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina menambahkan Bulog bukan menjadi satu-satunya pihak yang bisa ditugaskan menangani sistem penyaluran pasokan bahan pangan satu pintu.
Menurutnya, apabila Bulog tidak bersedia menjalankan program ini, Kementerian Perdagangan bisa menggandeng seluruh kepala daerah dan menugaskan badan usaha milik daerah sebagai pengendali gerai pemasok.
“Bisa Bulog, BUMN, BUMD, atau koperasi. Yang penting di setiap pasar yang direvitalisasi, ada gerai pemasok yang siap siaga menyalurkan ke pedagang. Jadi, tidak harus Bulog,” katanya.
Dia menjamin, adanya gerai pemasok ini akan mampu menekan kenaikan harga jual di masyarakat.
Pasalnya, penyediaan gerai pemasok secara tidak langsung memangkas ongkos distribusi yang ditanggung oleh pedagang.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo0 Roy Nicolas Mandey meyakini adanya gerai pemsaok di pasar tradisional ini tidak akan mematikan bisnis ritel atau pasar modern yang kini sedang berkembang.
Kendati adanya gerai pemasok tersebut akan berdampak pada murahnya harga jual bahan pangan, hal tersebut tidak dikhawatirkan oleh pelaku usaha ritel modern, mengingat ada perbedaan sasaran konsumen diantara kedua pasar ini.
“Segmen pasar kami kan berbeda. Kami menjual barang tahan lama, sementara pasar tradisonal menjual barang dalam keadaan selalu segar. Tidak mungkin Bulog memasok sayur, jadi ini tidak mengkhawatirkan kami,” ujarnya.
HARGA MULAI TURUN
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga sejumlah komoditas mengalami penurunan pada pekan terakhir bulan ini. Penurunan dialami oleh komoditas cabai merah dan bawang.
Srie meyakini, penurunan harga ini akan bertahan setidaknya hingga Idul Fitri. Kendati diprediksi akan ada peningkatan permintaan di pasar mendekati Idul Fitri nanti, menurutnya, hal itu tidak akan berdampak pada kenaikan harga.
“Kalaupun ada peningkatan permintaan, [kenaikan harga] tidak akan lebih dari 3% saat mendekati Lebaran nanti. Untuk saat ini, rata-rata memang turun, meskipun tidak serendah bulan lau.”
Sumber : Bisnis Indonesia