Gianyar (Antaranews Bali) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Gianyar, Bali mengadakan rapat Koordinasi stabilisasi harga dan stok pangan selama Bulan Ramadhan dan menjelang hari Raya Galungan dan Kuningan yang dipimpin Penjabat Bupati Gianyar, I Ketut Rochineng di ruang rapat Bappeda dan Litbang setempat, Kamis.
Hal itu didasarkan atas harga kebutuhan bahan pokok cenderung naik dalam memasuki bulan puasa bagi umat muslim dan menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi umat Hindu yang jatuh pada akhir bulan Mei 2018.
"Kenaikan harga kebutuhan bahan pokok tersebut, salah satunya akibat masih tingginya ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar daerah, infrastruktur dan distribusi pangan yang masih belum optimal," kata perwakilan TPID Gianyar Dewi Hariani.
Selain itu produksi pangan juga rentan dengan gangguan eksternal seperti gangguan cuaca serta peningkatan tekanan permintaan terutama pada hari raya dan hari libur.
Ia mengatakan, perkembangan inflasi di Provinsi Bali pada tahun 2018 dengan target 3,5 persen, sedangkan pada bulan April 2018 sebesar 0,01 persen secara bulanan atau (mtm) atau 3,24 persen secara tahunan (yoy) pencapaian tersebut juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 0,10 persen (mtm) atau 3,41 persen (yoy).
Pencapaian inflasi komulatif Bali pada April 2018 tercatat 1,72 persen jika dibandingkan posisi Desember 2017 (ytd), lebih tinggi dibandingkan rata-rata kumulatif tiga tahun terakhir. Meskipun demikian secara keseluruhan inflasi di Bali pada tahun 2018 masih relatif terkendali dan berada pada rentang sasaran inflasi nasional.
Dewi Hariani menambahkan, dalam pencapaian inflasi yang rendah dan stabil di Kabupaten Gianyar dihadapkan dengan berbagai tantangan yang perlu menjadi perhatian, terutama pada sektor komoditas yang rentan bergejolak.
Terdapat sepuluh komoditas dengan harga paling sering bergejolak seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, daging babi, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, cabai rawit merah, cabai rawit besar dan ikan tongkol.
Sedangkan komoditas "administered spesifik" daerah berdasarkan bobot seperti bensin, tarif listrik dan elpiji. Untuk Kabupaten Gianyar sektor utama penyumbang inflasi adalah pada sektor "volatile" terdapat pada enam komoditas penyumbang inflasi antara lain beras, daging ayam ras, telur ayam ras, daging babi dan bawang merah.
"Oleh sebab itu dalam rapat koordinasi kali ini kami berusaha menyatukan persepsi dan membangun sinergitas dalam pengendalian harga dan ketersediaan stok di pasar," ujar Dewi Hariani.
Sementara Penjabat Bupati Gianyar, I Ketut Rochineng menekankan, dalam menjaga stabilitas harga dan stok bahan pokok selama Ramadhan dan menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan Pemkab Gianyar telah melakukan berbagai langkah antisipasi.
Berdasarkan data hasil pemantauan ke sejumlah pasar di Gianyar, harga beberapa kebutuhan pokok masih tetap terkendali, namun demikian perlu juga melakukan langkah antisipasi selama hari raya berlangsung dengan tetap mengadakan operasi pasar dan pasar murah di beberapa titik.
Ia mengharapkan TPID Gianyar tetap berperan aktif dalam mengendalikan inflasi dan melakukan langkah-langkah antisipasi serta memantau kecukupan stok, menjaga stabilitas harga dan pengendalian informasi dengan instansi terkait melalui forum koordinasi TPID.
Sumber: Antara Bali