×

Waspadai, Peningkatan Inflasi di Akhir Tahun

Kamis, 17 November 2016 pukul 10.57 (8 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Wagub Sudikerta Ingatkan TPID Bali

Jelang puncak kedatangan wisatawan (peak season) akhir tahun 2016 permintaan komoditi dan kebutuhan pokok diperkirakan akan meningkat, sehingga hal ini akan menyebabkan tingginya ketergantungan pasokan dari luar Bali.

DENPASAR-Fajar Bali

  Menyikapi kemungkinan ini anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali diharapkan segera menentukan langkah-langkah dalam upaya untuk menekan dan mengendalikan laju peningkatan inflasi di Bali. Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang juga merupakan Ketua TPID Provinsi Bali dalam arahannya saat saat memimpin rapat koordinasi High Level Meeting TPID Provinsi Bali di Ruang Rapat Grha Tirta Empul, Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Denpasar, Rabu (16/11).

  Menurut Sudikerta diperlukan langkah-langkah agar tidak terjadi fluktuasi harga yang dikhawatirkan akan menyebabkan tingginya inflasi. Ia juga meminta untuk menjaga ketersediaan stok komoditi disamping juga distribusi komoditi yang harus dipastikan berjalan lancer.

  Lebih lanjut Sudikerta meminta para anggota TPID selalu melakukan koordinasi dan sinergi dari pihak terkait salah satunya dengan melakukan upaya0upaya yang terstruktur dengan implementasi yang jelas seperti melakukan monitoring, sidak pasar, operasi pasar, pemantauan stok ketahanan pangan diharapkan untuk selalu dilaksankan dalam upaya menjaga stabilitas dan ekpsektasi harga komoditas yang ada di Bali.

  Sudikerta juga menyadari langkah-langkah tersebut tidak aka nada gunanya jika tidak didukung dengan adanya nggaran yang memadai. OIeh karena itu diharapkan masing-masing pihak terkait untuk segera menyampaikan kepada Pemerintah Daerah, Kabupaten atau Kota masing-masing agar dapat dialokasikan anggaran untuk mendukung stabilisasi harga.

  Tak kalah pentingnya menurut Sudikerta adalah melibatkan aparat keamanan dalam upaya menghindari para produsen nakal yang melakukan penumpukan barang, serta terus melakukan rapat koordinasi antar TPID Kabupaten/Kota dengan Provinsi, dalam merumuskan berbagai upaya, sehingga tingkat inflasi bisa ditekan.

  Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesai Provinsi Bali Causa Iman Karana menyatakan bahwa untuk bulan Oktober 2016, Bali justru mengalami deflasi sebesar -0,21%. Menurutnya angka tersebut bisa dibilang cukup aman, namun jelang akhir tahun, inflasi tersebut bisa meninkat drastic sebagai akibat adanya hari besar dan liburan yang menyebabkan banyaknya wisatawan yang akan masuk ke Bali dan akan berpengaruh pada kebutuhan komoditi baik itu pangan dan sandang. Namun walaupun demikian ia masih tetap optimis inflasi di Bali bisa lebih baik dari tahun 2015 yakni sebesar 2,75%. Labih lanjut ia menyampaikan, wilayah penyumbang inflasi terbesar di Bali masih di pegang oleh 2 Kabupaten yakni Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar. Untuk bulan Oktober 2016, Kabupaten Buleleng mengalami inflasi sebesar -0,32 (deflasi) sementara untuk Kota Denpasar -0,19(deflasi), dan komoditi bahan pangan masih menjadi penyumbang terbesar inflasi yang terjadi di bali seperti daging ayam ras, bawang merah dan cabai rawit serta cabai merah.

  Dalam rapat tersebut juga turut hadir Kepala BPD Provinsi Bali Adi Nugroho, Sekretaris Daerah Kota Denpasar yang juga sekaligus sebagai Ketua TPID Kota Denpasar A A Rai Iswara.

Sumber: Fajar Bali