×

Analisis Inflasi Bali Desember 2019

Jumat, 10 Januari 2020 pukul 13.42 (4 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Pada Desember 2019, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 0,71% (mtm) lebih tinggi dibanding inflasi nasional yang sebesar 0,34% (mtm). Secara tahunan Bali mengalami inflasi yang tercatat sebesar 2,38% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,72% (yoy). Dengan demikian, inflasi Bali padaDesember 2019 berada di bawah rentang sasaran inflasi nasional 3,5%±1% (yoy). Inflasi Bali pada Desember 2019, terutama disebabkan oleh kenaikan harga komoditas nasi dengan lauk, bawang merah, angkutan udara, mie dan sate. Sementara itu, selama tahun 2019, inflasi Bali terutama disebabkan oleh biaya sekolah menengah atas, nasi dengan lauk, biaya sekolah menengah pertama, rokok kretek filter dan tarif air minum PAM.

Secara spasial, inflasi yang terjadi di Bali dikontribusikan oleh inflasi yang terjadi pada kedua kota sampel penghitungan inflasi yaitu kota Denpasar dan Singaraja. Kota Denpasar mencatat inflasi 0,81% (mtm) atau inflasi 2,37% (yoy), sementara kota Singaraja mencatat inflasi 0,27% (mtm) atau inflasi 2,42% (yoy). Dibanding kota sampel lainnya di Indonesia, inflasi bulanan di Kota Denpasar berada pada level yang cukup tinggi (peringkat 10 inflasi tertinggi), sedangkanSingaraja berada pada level yang cukup rendah (peringkat 54 inflasi tertinggi). Sementara itu, secara tahunan inflasi Denpasar dan Singaraja berada di bawah nasional dengan nilai yang moderat.

Selama Desember 2019, telah dilakukan HLM TPID Kabupaten Gianyar pada tanggal 19 Desember 2019 yang dipimpin oleh Wakil Bupati dan TPID Kabupaten Jembrana pada tanggal 23 Desember 2019 yang dipimpin oleh Sekda. HLM TPID tersebut dihadiri oleh seluruh jajaran TPID Kabupaten dalam rangka persiapan stabilisasi harga pada periode Nataru.

Perkembangan harga pada Januari 2020 diprakirakan sedikit turun yaitu dalam kisaran 0,20% – 0,60% (mtm).Prakiraan penurunan harga pada bulan Januari didasarkan pada telah berakhirnya periode high season pariwisata akhir tahun Nataru. Selain itu, seiring dengan mulai masuknya musim hujan, terdapat risiko penurunan produksi pada komoditas hortikultura yang dapat memicu terjadinya peningkatan harga. Dengan demikian, inflasi Bali Januari 2020 diprakirakan berada pada kisaran 1,90% - 2,30% (yoy).

Sebagai respon terhadap risiko dan tantangan pengendalian inflasi Bali di 2020, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Bali akan terus melanjutkan upaya pengendalian harga, baik melalui forum koordinasi maupun melalui tindak lanjut nyata bersama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Program kerja TPID ke depan akan ditujukan pada seluruh aspek yang mencakup produksi, harga, distribusi, dan ekspektasi. Aspek ekspektasi masyarakat dilakukan melalui sosialisasi, publikasi dan memberikan himbauan (moral suasion) kepada masyarakat untuk menjaga stabilitas harga.