Denpasar (Bisnis Bali)
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama KPw BI Bali terus mengambil langkah-langkah antisipatif pengendalian inflasi di Pulau Dewata. Terbukti telah menunjukkan hasil nyata dengan terkendalinya inflasi Bali yang rendah dan stabil.
“Inflasi pada tingkat yang rendah dan stabil diharapkan akan menciptakan iklim yang kondusif bagi perekonomian,” kata Ketua TPID Ketut Sudikerta si Renon.
Menurutnya, iklim kondusif bagi perekonomian yakni berupa kepastian usaha dan terjaganya biaya produksi yang akan mendorong peningkatan investasi dan produksi. Terjaganya kestabilan inflasi Bali tersebut, kata dia, turut berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat termasuk juga mendorong pembangunan perekonomian Bali.
“Dari sisi masyarakat sebagai konsumen, terjaganya inflasi pada tingkat yang rendah mendorong daya beli masyarakat baik untuk masyarakat dengan tingkat pendapatan rendah maupun tinggi untuk dapat memenuhi kebutuhan,”ujarnya.
Sementara dari sisi produsen baik untuk petani maupun pelaku usaha, pergerakan inflasi pada tingkat yang rendah dan stabil dibutuhkan sebagai insentif untuk melakukan produksi. Meski demikian, sejumlah risiko masih dihadapi di antaranya masih tingginya ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar Bali untuk memenuhi kebutuhan setempat.
Lanjut dikatakan, dalam dua bulan terakhir 2016 ini (November-Desember), TPID Bali akan terus melakukan pengawalan dalam pergerakan harga dengan memberikan fokus utama pada komoditas penyumbang inflasi pada akhir tahun antara lain komoditas pada sektor pertanian yaitu, cabai rawit, cabai merah, dan beras.
Selain itu pada sektor peternakan komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras dan pada sektor perdagangan antara lain komoditas rokok, bahan bakar rumah tangga. Berdasarkan data pada Oktober 2016, Bali mengalami deflasi -0,21 persen (mtm). Pencapaian inflasi Bali pada Oktober 2016 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat 0,14 persen (mtm). Dengan demikian, inflasi komulatif (Januari-Oktober 2016) Bali 2,16 persen hampir sama dengan inflasi komulatif nasional yaitu 2,11 persen (ytd). Sementara secara tahunan inflasi Bali tercatat 3,63 persen (yoy), masih sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi tahunan nasional 3,31 persen (yoy).
Deflasi terjadi pada kedua kota sampel inflasi yaitu Kota Denpasar yang tercatat deflasi -0,19 persen (mtm) sementara Singaraja tercatat deflasi -0,32 persen (mtm). Landainya laju inflasi pada Oktober 2016 di Kota Denpasar didorong adanya penurunan indeks harga pada kelompok pengeluaran kelompok bahan makanan kelompok transport, komunikasi dan keuangan serta kelompok sandang.
Sumber : Bisnis Bali