Pada bulan Maret 2020 Kota Singaraja tercatat mengalami inflasi setinggi 0,15 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK 2018=100) sebesar 105,22. Tingkat inflasi tahun kalender Maret 2020 setinggi 1,53 persen. Sementara itu, tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2020 terhadap Maret 2019 atau YoY) tercatat setinggi 3,69 persen.
Enam kelompok pengeluaran tercatat mengalami inflasi (m to m) yaitu kelompok II (pakaian dan alas kaki) setinggi 1,49 persen; kelompok IV (perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga) setinggi 1,07 persen; kelompok V (kesehatan) setinggi 0,92 persen; kelompok XI (perawatan pribadi dan jasa lainnya) setinggi 0,63 persen; Kelompok VIII (rekreasi, olahraga, dan budaya setinggi 0,39 persen; dan kelompok VI (transportasi) setinggi 0,06 persen. Sementara itu, tiga kelompok pengeluaran tercatat mengalami deflasi yaitu kelompok I (makanan, minuman, dan tembakau) sedalam -0,23 persen; kelompok VII (informasi, komunikasi, dan jasa keuangan) sedalam -0,07 persen; dan kelompok III (perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya) sedalam -0,07 persen. Untuk kelompok IX (pendidikan) dan kelompok X (penyediaan makanan dan minuman/restoran) tercatat tidak mengalami perubahan indeks atau stagnan.
Komoditas yang tercatat memberikan andil atau sumbangan inflasi pada bulan Maret 2020 antara lain, ongkos binatu/laundry, telur ayam ras, terong, minyak goreng, kangkung, canang sari, ikan tongkol, tauge, tarif dokter spesialis dan emas perhiasan.
Dari 90 kota IHK, tercatat 43 kota mengalami inflasi dan 47 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Lhokseumawe (Aceh) setinggi 0,64 persen sedangkan inflasi terendah tercatat di tiga kota yaitu Kota Surabaya (Jawa Timur), Kota Surakarta (Jawa Tengah) dan Kota Pekanbaru (Riau) masing-masing setinggi 0,01 persen. Sementara itu, deflasi terdalam tercatat di Kota Timika (Papua) sedalam -1,91 persen sedangkan deflasi terdangkal tercatat di Kota Tangerang (Banten) sedalam -0,01 persen. Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, maka Singaraja menempati urutan ke-21 dari 43 kota yang mengalami inflasi.
Sumber:BPS Provinsi Bali